Tuesday, July 19, 2011

Cerita 100 Perempuan Budak Birahi Seks Mesum

Inilah cerita dewasa panas terbaru perempuan yang menjadi budak birahi seks mesum di perkotaan. Sekitar 100 perempuan muda, cantik, seksi tersebut menjadi korban yang pemerkosaan. Banyak pemerkosaan terjadi seperti cerita cewek disodomi, pencabulan wanita tak berdaya, semuanya terangkum dalam korban perempuan tersebut. Pemerkosaan ini terjadi di kota palembang pada tahun 2004. Berbagai tindakan birahi seks mesum dilampiaskan oleh para pelaku ke cewek-cewek seksi tersebut. Untuk kelengkapan, silahkan baca cerita dewasa panas terbaru perempuan yang menjadi budak birahi seks mesum di perkotaan ini dibawah.



Download : Full 3gp Hot
Klik dan Lihat Gambar Artis Bolliwood Hot Toge :

--- --- --- --- --- --- ---

Bonus 1 :
Pada suatu malam ada razia para WTS di pinggiran rel kereta api Tugu Yogya,semua orang yang berada di lokasi remang -remang sekitar rel itu di razia(di garuk) kemudian diangkut dengan truck sampah,tiba - tiba ada nenek -nenek lewat sambil bertanya kepada salah seorang WTS yang kena razia itu,lalu nenek itu bertanya :
Ada apa neng kok pada naik truck ???
Kemudian WTS tadi menjawab :
Mau ada pembagian permen nek !!!
Jawab WTS itu bohongin nenek tadi. Kemudian nenek itu bertanya lagi :
Nenek boleh ikut neng???
WTS menjawab : “boleh nek !!
Akhirnya nenek tadi ikut naik truck bersama sama dengan para WTS yang di razia tadi. Kemudian diangkut menuju Polresta Ngupasan. Sesampai di polresta semua ditanyain (di interogasi). Setelah tiba giliran si nenek ditanya oleh petugas :
Lho nenek kok ikut kesini, apa nenek masih bisa melakukan seperti WTS-WTS itu?
Kemudian Nenek itupun menjawab :
Kalau cuma ngemut-ngemut aja masih bisa pak !!!

Cerita dewasa panas terbaru perempuan yang menjadi budak birahi seks mesum di perkotaan ini terjadi Tahun 2004, yang dilansir dari tempo interaktif, Karena Ada 100 Perempuan Diperkosa di Sumtera Selatan pada tahun 2004. Berikut informasi selengkapnya :

Sepanjang tahun 2004, sedikitnya ada 100 orang di Sumatera Selatan yang diperkosa. Data ini dikeluarkan Ruang Pelayanan Khusus (RPK) Polda Sumsel melalui Kepala Unit RPK Polda Sumsel AKP Retno Wardani dalam Seminar Tindak kekerasan terhadap Perempuan dan Korban Narkoba.

Menurut Retno, jumlah kasus perkosaan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan data tahun 2003, dengan 133 kasus. ?Dari 133 kasus itu baru 91 yang diselesaikan,? katanya. Dijelaskan, yang menjadi kendala dalam penanganan kasus ini, karena korban tidak melapor. Banyak yang merahasiakan, bahkan sampai bertahun-tahun tidak terungkap. Oleh karena itu, tambah Retno, pihaknya mengimbau agar perempuan yang mengalami perkosaan segera melapor, supaya penanganannya lebih cepat. Di samping itu, warga juga harus berhati-hati dengan modus kejahatan melalui cara hipnotis. Banyak kasus perkosaan diawali dengan hipnotis, bebernya.

Retno juga memaparkan bagaimana alur pelayanan pengaduan kasus perkosaan. Pertama, korban dapat datang sendiri, didampingi oleh keluarga atau LSM. Bila korban mengalami luka yang serius segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan visum et repertum. Lalu, jika kesehatan korban sudah membaik dan pulih dari trauma yang dialaminya, penyidik mulai melakukan pemeriksaan saksi dalam bentuk BAP. Selanjutnya, korban dititipkan pada shelter milik LSM yang telah bekerja sama dengan Polri dan jajarannya.

Sementara itu data dari Dinas Kesejetaraan Sosial Provinsi Sumsel mencatat dari 183 kasus kekerasan terhadap perempuan di Sumsel tahun 2004 ini, 156 kasus diantara didominasi tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Peningkatan angka kekerasan itu jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya cukup signifikan. Pada 2003, misalnya, total kasus kekerasan 114. Masing-masing, kasus KDRT sebanyak 42, perkosaan 52, dan pelecehan 20 kasus. Sedangkan, pada 2002 hanya 82 kasus kekerasan, meliputi KDRT 26 kasus, perkosaan 35, dan pelecehan 21 kasus.

Asisten II Setda Kota Apriadi S Busri menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Di antaranya komitmen yang lemah antara suami istri. Kemudian, istri memiliki kelemahan atau keterbatasan dalam segi ekonomi dan pendidikan. Beberapa hal itu, yang bisa memicu terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga, kata Apriadi. Arif Ardiansyah

1 comment: