uatu hari, sore sekitar pukul 17.30 wib menjelang malam sebelum pulang, saya ngobrol dengan manager saya di ruangannya. Dikantor tinggal kami berdua, office boy dan dua manager saya yang lain sudah ijin pulang. Saya berdiri dengan badan merapat di badannya yang tetap duduk dikursi kantornya sambil saya memandang kearah kemacetan jalan sudirman, jakarta. Saking dekatnya tak terasa kemaluan saya menempel kelengan kanannya. Saya sejenak tertegun akan apa yang terjadi, tetapi dia kelihatannya suka dan cuek saja sambil sedikit senyum dikulum. Sedikit saya gambarkan manager saya yang seksi ini, saya tidak akan menyebutkan siapa namanya karena ini adalah pengalaman saya dan manager saya yang sebenarnya ketika pertama kali kami bercinta dikantor, saya tidak ingin dia menjadi malu karena sampai saat ini kami masih tetap berhubungan baik. Wajahnya cukup cantik, manis dengan senyum yang menggoda, dia memiliki tubuh yang mungil (tinggi sekitar 1,55m) dengan rambut sebahu yang sedikit pirang, kulitnya putih sekali seperti orang chinese, buah dadanya tidak begitu besar tapi sangat padat(sekitar34B),bibirnya sangat sensual, dengan tahi lalat diatasnya. Secara keseluruhan dia mirip sekali dengan artis Paramitha Rusadi.
Tiba-tiba tangannya memegang jari-jari tangan kanan saya lalu mengusapnya perlahan, lalu saya memandang wajah cantiknya, dia tersenyum, saya sudah sangat hapal arti senyumannya itu, memang kami sudah hampir seminggu tidak bercinta, sayapun kangen sekali ingin memeluk tubuh mungilnya, maklum sudah seminggu ini istri saya selalu minta antar jemput karena supir saya sedang pulang kampung, tapi hari ini saya bebaaas!!, berarti hari ini saya bebas untuk berselingkuh dengan manager saya.
Dengan perlahan saya menurunkankan muka saya kemukanya ,saya sentuh bibir seksinya, saya cium dengan lembut, dengan penuh perasaan, lalu dia balas dengan melumat bibir saya dengan kuluman lidahnya yang menggairahkan sambil menarik dasi saya untuk lebih merapat ke badannya. Tangan saya pun mulai turun mengusap-usap buah dadanya, tangannya pun tidak mau kalah, batang kemaluan saya diusap-usap dan diurut-urut dengan lembut dari luar pantalon saya.
Sebelum saya lebih bernafsu, saya kunci semua pintu-pintu kantor, saya ingin take safe. Saya langsung memeluk dan menciumi seluruh muka dan lehernya begitu saya masuk keruangannya. Dia mendesah dan mengerang nikmat nggak karu-karuan. Ini yang saya sukai darinya, dia begitu expresive dan amat menikmati ciuman dan cumbuan saya.
Dengan agresif dia membuka celana saya, lalu dia duduk sambil memasukkan penis saya kedalam mulutnya dan menghisapnya perlahan-lahan lalu menariknya kembali sambil kedua bibirnya mengatupkan rapat diseputar batang kemaluan saya ...oooohhhhhh.....inipun yang saya paling sukai dari dia, pintar sekali memblowjob kepunyaan saya. Saya tahu bahwa dia sangat mencintai saya, karenanya dia selalu memberikan yang terbaik untuk saya.
Saya benar-benar sudah tidak tahan. Segera saya tarik badannya dan saya dudukkan diatas mejanya, kedua kakinya menjuntai ke kursi. Dia benar-benar pasrah waktu saya angkat rok mininya lalu saya tarik celana dalamnya, lalu saya lumat habis selangkangannya...aaahhhh... dia menjerit perlahan sambil menjambak rambut saya. Lebih kurang 10 menit saya lakukan foreplay lalu saya masukkan kemaluan saya kedalam lubang cintanya...aaahhh nikmat.
Pelan-pelan saya mulai menggoyangkan pantat saya maju mundur yang disambut dengan..Pelan-pelan saya mulai menggoyang pantat saya maju mundur, dia pun menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun mengikuti irama pantat saya, kaki kanannya saya angkat kepundak saya sambil jari tangan kiri saya meremas-remas kedua buah dadanya. Lima menit kemudian dia mempercepat gerakannya sambil mendesah-desah "OOhhhhh....maasss...maass...enak maass..." desahnya. Tiba-tiba kaki kanannya diturunkan, kemudian kedua kakinya dilingkarkan kebelakang pantat saya, lalu dia setengah bangun, tangan kanannya memegang leher saya, sedangkan tangan kirinya menopang badannya. Bibirnya menciumi dada saya lalu lidahnya menjilat-jilat pentil dada saya. Aaaggghhhhh...nikmat sekali.
"Aaaagghhhhhh maaassss.....ooouugghhh..mmaaasss....eennaaakk maass.....uuughhh.....ugh..ughh...ughh...ughh..ugh..ugh..ugh..ugh.." begitulah rintihan dan lengguhan nikmatnya seirama dengan maju mundurnya pantat saya. Batang kemaluan saya terasa lebih besar setelah sekitar 20 menitan menerobos dan membongkar habis kemaluannya yang merah dan menggairahkan. Saya merasakan bahwa lubang kemaluannya semakin basah namun pijatan-pijatan didalam lubang kemaluannya semangkin terasa getarannya.
Lima menit kemudian dia bangun memeluk tubuh saya erat sekali sambil menciumi dagu saya, pantatnya bergetar hebat dengan kedua kakinya yang semakin erat melingkar di belakang pantat saya. "Ougghhh...hhhh...mas...oohhh...mmaaasss...saya mau keluaarrrrggghhh....oooghhhhh........oouuugghhhh....maauu keluuaaaarrr...sbentar lagi maasss....uuugghhh...uugghhh...ugghh...." desahnya sambil terus mengerang-erang kenikmatan. Saya semakin bergairah dan menambah kecepatan maju mundurnya pantat saya.
Tiba-tiba saya merasakan badannya menegang dan menggelepar-nggelepar beberapa detik, dia sedang merasakan ejakulasi, saya kembali mempercepat gerakan pantat saya sambil saya peluk dia erat dan saya mendesah-desah dan membisikkan "Ahhh...kamu....aaagghh...aaghh....agghh...kamu punya enak sekali sayang..." demikianlah....kebiasaan kami bila bercinta, kami selalu saling apresiasi bila salah satu dari kami mencapai puncak kenikmatan. Badannya kembali mengejang kuat sambil bergetar hebat menikmati irama goyangan pantat saya serta dahsyatnya batang kemaluan saya. "Aaagghhhhh.....maassss....saya keluaaaaarrr maaass....." teriaknya. Bersamaan dengan telah mencapai puncaknya manager saya itu, maka saya tekan habis-habisan batang kemaluan saya hingga saya rasakan menyentuh dinding vaginanya. Nikmat sekali memang rasanya, saya tetap terus memaju mundurkan pantat saya, maklum saya termasuk pria yang butuh waktu lama bila bercinta. Apalagi kemaluan saya yang perkasa ini.
Bagi anda para pembaca wanita, anda bisa membayangkan kemaluan saya seperti apa, kemaluan saya tidak begitu panjang tapi sangat keras sekali, sekitar 14cm dengan diameter sekitar 3,8cm, berwarna coklat sedikit pink dengan kepala kemaluan bundar menawan dan mengkilat. Banyak sekali wanita yang mengagumi kemaluan saya. Mereka umumnya selalu merasa exited dan ingin selalu memblowjobnya.
Sampai suatu ketika saya merasa bahwa saya akan mencapai puncak kenikmatan. Saya bisikkan bahwa saya mau keluarin dimulutnya. Dia tersenyum dan mengedipkan matanya pertanda setuju. Saya merasa sangat terangsang dan dihargai, lalu saya percepat gerakan batang kemaluan saya keluar masuk liang vaginanya yang kini terasa lebih sempit dan sedikit kering.
Dia membisikkan kata-kata kenikmatan "Ouuugghh...ough...ough...maas..mass...ough...nikmat mas...uuuhhhhggggg..enak skali punya maasss....uuuhhhhggg...enaaakk maaas....saya mau kkeeellluar lagiii maaas...." teriaknya.
Tiba-tiba badannya mengejang dan bergetar hebat beberapa saat, rupanya dia keluar untuk kedua kali. Saya mempercepat gerakan, 2 menit kemudian ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya keluarkan batang kemaluan saya dari liang vaginanya, lalu dia langsung jongkok bersimpuh seperti biasa dan saya mulai meremas-remas rambut dan sedikit menjambaknya seperti biasa sebelum saya ejakulasi. Lalu...Cret....cret...crettt...crett..oughhh...uugghh....cret...cret...saya muntahkan cairan sperma saya kedalam mulut seksinya. Sebagian yang masuk kedalam mulutnya langsung ditelan, sebagian lagi mengenai mata, hidung dan dagu serta turun mengenai buah dadanya. Ugh nikmat sekali... dan anda para Surfer dapat membayangkan betapa nikmatnya yg saya alami.
Kami lalu berpelukan sambil membisikkan kata-kata sayang, setelah kami berpakaian dan sama-sama merasa rapi, saya antarkan dia pulang kerumahnya dikawasan jakarta pusat sambil saling berjanji untuk melakukannya esok hari.
Demikianlah cerita saya ini, pada kesempatan berikutnya saya akan cerita tentang pengalaman-pengalaman seksual saya pada anda, walaupun bukan yang pertama tapi semoga menjadi suatu referensi.
No comments:
Post a Comment