Inez nama pacarku itu, orangnya baik, 168 cm rambut panjang
mukanya manis, bibirnya kecil. Pokoknya kalau ngeliatin dia
aku tak pernah merasa bosan.
Entah kenapa, suatu ketika aku kasmaran sekali dengan dia,
maka akupun pergi kerumahnya. Waktu itu jam 1.00 pm.
Sampai disana adiknya Sanny yang membukakan pintu.
" Inez ada San? ",
" Cici lagi pergi kerumah tante ko !"
" Udah lama San ?"
" Udah juga sih, bentar lagi pulang kali, .. tunggu aja"
" Iya deh". Masuklah aku kerumah Inez.
" Kok sepi San...?"
" Nggak tahu nih, mama kemana ... tadi Sanny pulang pintunya ke kunci.. untung tetangga sebelah dititipin kunci. Kalau enggak salah mama lagi arisan di RW ko."
" Kamu baru pulang sekolah ya, " Tanyaku.
" Iya.., masih capek nih".
Sanny menutup pintu depan terus ngeloyor ke dapur. Sambil lari kecil dia keluarin seragam SMA nya dari rok. Sambil melepas ikat rambutnya, dan mengibaskan rambut itu ke kiri ke kanan. Aku hanya memandangi gadis remaja itu dari jauh, sambil menuju sofa ruang tamu.
" KOKO MAU MINUM APA !? " kaget aku dengar teriakan Sanny dari dapur.
" APA juga boleh San ". Aku Bales teriak
Enggak lama si Sanny muncul bawa gelas berisi sirup jeruk. Doi udah ganti T-SHIRT warna kuning, tangan buntung dan celana pendek catoon.
"Makasih San".
"Enak aja bayar dong , hi hi hi", si Sanny ngeledek sambil cengengesan
"Ye.. bayar berapa" aku jadi kikuk digodaiin anak SMA gini.
"Bukan berapa .. pake apa dong " Sanny menantang.
"Pake apa , San ? " Aku tambah melongo.
"Koko bisanya apa " Sanny tambah seneng melihat saya salah tingkah. Terus dia duduk disebelah saya.
"Sanny maunya apa ?!" Aku enggak mau kalah dipojokkin gitu.
"Ehmmm apa ya..."
" Apa dong.. " aku terus mancing.
"Ah malu ah...."
" Loh kok malah malu ? "
"Abis nanti koko marah "
" Apa sih.. San ?" aku mendekatinya. Hem harum sekali dia. Pake bedak apa ya.
" enggak tau ah... " Dia lompat dari sofa terus lari ke dalam.
Lah, apa pula anak ini. Aku ikutin kemana larinya, ternyata dia masuk kamar. Sebelum dia menutup pintu sempat aku melihat dia masih tertawa gembira. Aku buru-buru pegangi pintu itu supaya tidak tertutup.
Demi melihat aku masuk si Sanny terus tertawa menyeringai senang kelihatannya. "Koko .. Sanny minta yang kaya koko kasih ke cici dong"
" Apa sih ? " tanyaku.
" Ciuman.... " kali ini tawanya mendadak hilang .. langsung ganti muka serius dan kemerahan.
Serrr... Kaget juga mendengar permuntaan Sanny.
" Ciuman .. ? " tanyaku pura pura bego.
" Iya, Sanny sering liat koko cium cici.. begini nih ...eeeehhmmmpps " Sambil dimonyngin mulutnya.
" Ko, menurut koko Sanny cakep nggak sih ?"
No comments:
Post a Comment